Batal ke Silicon Valley, Jokowi-Obama sepakat tingkatkan kerjasama teknologi informasi
By Oleh Masyitha Baziad October 28, 2015
- Persingkat kunjungannya untuk tangani asap, pertemuan di Silicon Valley diwakili menteri terkait
- Jokowi tetapkan ekonomi digital sebagai prioritas utama, Obama ingin pererat kerjasama bidang ini
PRESIDEN Republik Indonesia Joko ‘Jokowi’ Widodo memutuskan memper singkat kunjungannya ke Amerika Serikat untuk kembali ke tanah air. Kepulangan Jokowi ini disebabkan karena banyaknya keluhan dari masyarakat terkait kabut asap yang menutupi sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Besarnya dampak sosial yang dialami masyarakat akibat kabut asap itulah yang menjadi alasan utama Jokowi untuk segera pulang ke tanah air.
Padahal seharusnya, Jokowi berada di Amerika Serikat selama tiga hari, yakni dari 25-28 Oktober 2015. Sebelumnya Jokowi dijadwalkan mengunjungi Silicon Valley pada tanggal 28 Oktober, namun dengan kepulangannya ke tanah air lebih awal dari jadwal, maka agenda Jokowi ke Silicon Valley yang sedianya akan ditutup dengan makan malam bersama CEO Apple Inc Tim Cook pun terpaksa dibatalkan.
“Karena masalah asap, saya memutuskan untuk membatalkan perjalanan ke San Francisco dan langsung kembali ke Indonesia. Saya akan langsung ke Palangkaraya,” demikian pernyataan resmi Jokowi yang disampaikan melalui Kementerian Luar Negeri pada 26 Oktober.
Meski demikian, Jokowi menyatakan kunjungan ke Silicon Valley yang mengusung misi pengembangan sektor teknologi dan digital akan tetap berjalan meski diwakili oleh menteri terkait bersama pelaku bisnis digital Indonesia.
Adalah Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, serta Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf yang akan menjadi punggawa untuk memuluskan misi investasi dan kerjasama ke Silicon Valley.
Meski mengorbankan potensi diskusi investasi dan kerjasama dengan para CEO dan raksasa teknologi di sana, alasan Jokowi untuk mempercepat kunjungannya dinilai pemerhati industri sudah tepat.
“Ini langkah yang perlu di apresiasi, artinya Presiden tetap memenuhi undangan Presiden Amerika Serikat, namun mempercepat kunjungannya agar bisa menangani masalah asap yang amat penting dan genting,” ujar Guru Besar Ilmu Komputer ABFI Institute Perbanas, Richardus Eko Indrajit pada Digital News Asia (DNA) melalui surat elektronik.
Menurut Richardus, misi untuk mengembangkan sektor teknologi dan digital memang termasuk agenda penting, namun ketidakhadiran Presiden di Silicon Valley akan bisa dipahami para pemangku kepentingan di sana karena alasannya kuat. Nantinya, ketidakhadiran Presiden Jokowi di Silicon Valley bisa ditutupi oleh para menterinya.
Apalagi, kunjungan itu juga dihadiri oleh para founder perusahaan rintisan Indonesia yang sudah berpengalaman di bidangnya. “Diskusi dan pertemuan di Silicon Valley akan baik-baik saja,” tambah Richardus.
Sebelumnya, dalam pernyataan pers kepada wartawan pada 20 Oktober lalu, Menkominfo Rudiantara menyatakan akan memboyong para founder startup Indonesia seperti founder aplikasi transportasi Go-Jek Nadiem Makarim, cofounder dan CEO e-commerce Tokopedia William Tanuwijaya, pendiri jaringan komunitas Kaskus Andrew Darwis, serta pendiri situs jalan-jalan Traveloka Ferry Unardi.
Ekonomi digital menjadi prioritas
Meski tidak jadi mengunjungi Silicon Valley, Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah sepakat untuk meningkatkan kerjasama bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Kedua kepala negara, melalui pernyataan bersama yang dipublikasikan oleh Kementerian Sekretariat Negara, menyadari peluang serta tantangan sektor TIK, serta menegaskan bahwa teknologi dan inovasi adalah komponen penting dari kerjasama bilateral.
“Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi ekonomi digital terbesar di dunia. Ke depan, ekonomi digital juga menjadi salah satu prioritas utama pengembangan ekonomi Indonesia,” ujar Jokowi dalam pernyataan resmi, saat dijamu oleh Obama di Gedung Putih pada 26 Oktober waktu setempat.
Fokus pembangunan ekonomi digital ini, dinilai Jokowi sejalan dengan visi ‘Ekonomi Digital Indonesia 2020.’
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung selama satu jam tersebut, Jokowi mengajak Presiden Barack Obama untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam hal ekonomi digital, dan hal ini disambut baik oleh Obama.
Incar diversifikasi investasi AS ke Indonesia
Usai pertemuan bilateral, Jokowi juga melakukan pertemuan dengan US Chamber of Commerce dan berhasil meraup nilai kesepakatan bisnis berupa foreign direct investment (FDI) di Indonesia sebesar US$2,4 miliar (Rp32,43 triliun) dan outward investment di Texas, Amerika Serikat senilai US$175 juta (Rp2,4 triliun).
Angka kerjasama tersebut dihasilkan dari penandatanganan 12 kesepakatan bisnis di bidang energi, transportasi, konservasi air, perbankan syariah, dan perluasan pabrik, bidang yang dianggap masih menjadi incaran para investor Amerika Serikat.
“90 persen investasi Amerika Serikat di Indonesia masih fokus di sektor pertambangan,” ujar Kepala BKPM Franky Sibarani dalam pernyataan resmi yang diterima DNA pada 26 Oktober.
“Kunjungan Presiden dan menteri kali ini membawa misi untuk mengenalkan potensi investasi Indonesia selain pertambangan. Misalnya infrastruktur, pertanian, maritim, industri, dan ekonomi digital,” sambungnya.
Untuk mengenalkan ekonomi digital yang dianggap memiliki potensi besar, BKPM menghadirkan sesi khusus ekonomi digital di acara Investment Summit yang diselenggarakan pada 26 Oktober di Washington, sebagai rangkaian dari kunjungan Presiden dan diskusi bisnisnya.
Pembicara dalam sesi ekonomi digital tersebut adalah Menkominfo Rudiantara, Founder GoJek Nadiem Makarim, dan perwakilan dari Tokopedia serta Walt Disney.
Demi mendorong pertumbuhan ekonomi digital, Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyatakan, rencana pemerintah untuk mengeluarkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai e-commerce. Rencana itu pun disambut baik oleh United States ASEAN Business Council (US-ABC) yang ditemuinya pada 23 Oktober lalu.
US-ABC melihat bahwa sektor e-commerce adalah sektor bisnis masa depan bagi Indonesia. Pihaknya pun siap untuk menjadi mitra bisnis dan membantu kesuksesan e-commerce Indonesia.
Pertemuan dengan US-ABC memang dilakukan lebih awal oleh Menteri Perdagangan sebelum kedatangan Jokowi, namun masih menjadi bagian dalam agenda kunjungan Jokowi.
Rencananya Jokowi akan tiba di tanah air pada Kamis, 29 Oktober, setelah sebelumnya bertolak dari Amerika Serikat pada Selasa sore, 27 Oktober waktu setempat.
Artikel Terkait:
Joko Widodo ajak technopreneur Indonesia ke Silicon Valley
Jokowi on a ‘startup mission’ in first official US visit
Week in Review: Jokowi’s US visit will boost Indonesian ecosystem
Tahun 2020, transaksi e-commerce Indonesia capai US$130 miliar
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di Twitter, LinkedIn or sukai laman kami di Facebook.